Hidup itu selalu ada dua pilihan, BAIK dan
BURUK. Tetapi kebaikan dan keburukan tersebut ada yang masuk ke dalam hati dan
ada yang tidak. Misal; melihat kamar rapih, maka hati akan merasa senang
melihatnya. Bukti masuk ke dalam hati adalah “senang”. Misal; terpeleset kulit
pisang di depan ikhwan, bukti masuknya ke dalam hati adalah “malu.” Misal;
kehilangan uang 500 ribu, bukti masuknya ke dalam hati adalah “ikhlas” dan begitu seterusnya. Semua akan berbuah kepada kebaikan jika masuk ke dalam hati.
Kebaikan atau keburukan (peristiwa) yang
masuk ke dalam hati kemudian akan keluar dalam bentuk AKHLAK (respon). Akhlak yang muncul bisa berupa akhlak baik atau akhlak buruk. Apakah yang
baik akan menjadi kebaikan, dan apakah yang buruk akan menjadi keburukan, atau
sebaliknya. Misal; dipuji itu baik, karena kita telah melakukan kebaikan,
tetapi apakah kemudian dia bisa menjadi kebaikan? Yaitu dengan menjadi lebih tawaddu’ dengan “sembunyi-sembunyi” dalam melakukan kebaikan supaya tidak terlihat sehingga tidak dipuji atau justru berubah menjadi kesombongan.
Ada 3 komponen yang harus dimiliki agar hati
kita bisa memilih dan mengolah kebaikan dan keburukan TOTAL menjadi sebuah
kebaikan:
1. Al Ilmu (akal), merupakan sesuatu yang bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk. Cara hati mengolah yang baik dan buruk itu berbeda. Misal;
ketika kita dihina orang kemudian sedih, hati akan mencerna, apakah sedih ini
baik? Jika tidak, maka dia akan merubah kesedihannya menjadi kesenangan dan
keikhlasan. Misal; Ketika melihat dosa apakah masih menjadi sesuatu yang
menarik? Melihat akhwat, nonton konser, nonton film korea, apakah masih menjadi
hal yang menarik ketika sudah faham bahwa semua itu tidak ada manfaatnya untuk kehidupan akhirat dan hanya akan membuang waktu?
2. Az Zakiyyu (bersih), bersih dari segala
penyakit-penyakit hati. Orang yang dihatinya ada penyakit maka tidak akan bisa
menjadikan kebaikan dan keburukan menjadi kebaikan. Bisa jadi hati yang
memiliki penyakit menjadikan peristiwa kebaikan menjadi sebuah keburukan.
Misal; ada seorang pejabat yang hatinya sombong. Suatu saat dia datang ke
sebuah agenda dan panitia tidak ada yang mengenalinya sehingga dia
dipersilahkan untuk duduk di belakang bersama orang-orang yang tidak penting,
kemudian dia marah dan menggerutu. Tetapi orang yang bersih dari kesombongan maka
dia akan tawaddu’, ketikapun dia dipersilahkan duduk dibelakang “it’s OK, it
doesn’t matter” bahkan menyalami mereka yang ada disampingnya dengan senyum
ramah, ketika ada panitia mengetahui bahwa dia adalah seorang pejabat, kemudian
panitia menyilahkannya untuk duduk di depan, dia memilih untuk
menolak dan lebih memilih untuk duduk di belakang.
3. Ikhlas, ikhlas berkenaan dengan hal-hal yang tidak
disukai oleh hati tetapi kita ikhlas menerimanya. Sesuatu yang muncul dari keburukan itu jauh lebih bernilai dibandingkan
yang keluar dari kebaikan.
Kebaikan itu ada dua macam:
- Al Khair Al Intihaa Iyyu, adalah kebaikan yang berhenti. Berhenti yang dimaksud adalah pahala yang didapat hanya sekali saja ketika amal tersebut dilakukan. Misal; shalat malam, maka pahalanya saat itu, ketika kita melakukannya. Misal; shalat jenazah, pahalanya didapat pada saat itu, ketika kita shalat, tetapi tidak menjadi masalah, karena walaupun hanya sekali pahalanya sangat besar. Rasul pernah menyebutkan bahwa pahala melakukan shalat jenazah adalah 1 qirat (satu gunung uhud). Misal; sebelum kelas kita biasa membaca surah-surah pilihan, jika kita membacanya dengan sungguh-sungguh maka kita akan mendapatkan pahala, berbeda dengan yang membacanya sambil tidur-tiduran atau malas-malasan.
- Hair Al Jaariyyu, adalah kebaikan yang mengalir tiada henti. Misal; orang yang membangun masjid, masjidnya sekali dibangun, tetapi pahalanya akan terus mengalir selama masjid itu ramai difungsikan. Misal; kita mengajari seorang anak surah Al Fatihah, bahkan hingga dia menghafalnya. Maka pahalanya akan terus mengalir selama sang anak terus membacanya. Jika sang anak melanjutkannya dengan mengajarkannya ke anak lain, maka pahala yang akan mengalir akan menjadi lebih banyak. Barangsiapa yang merintis satu kebaikan, kemudian banyak orang yang mengikutinya, baginya pahala apa yang dia lakukan dan pahala orang-orang yang mengikutinya dan pahala itu tidak dikurangi sedikitpun. Termasuk ketika kita mengajak teman pada kebaikan. Jika dia terus melakukan kebaikan yang kita ajarkan atau yang kita contohkan, maka dia akan menjadi pahala yang akan terus mengalir selama kebaikan itu terus dilakukannya. Amal jariyyah itu modalnya hanya di awal... di akhirat nanti akan ada orang yang keheranan dengan pahala yang dimilikinya, dia akan mengatakan, “aku tidak melakukan banyak kebaikan, tetapi kenapa pahalaku banyak sekali?” inilah berkah amal jariyyah.
Semoga tulisan ini menjadi amal jariyyah yang akan mengalirkan pahala tiada henti, aamiin... Dan semoga kalian yang membacanya bisa mengajarkannya kepada yang lain sehingga ketika yang kalian ajarkan bisa memasukkan apa yang kalian ajarkan ke dalam hatinya maka kalian akan mendapatkan pahala dari mereka yang mengikutinya, aamiin
Bumi Allah, Kamis 14 Maret 2013
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق