الأربعاء، 13 مارس 2013

Memahami Takdir dan Hukum


TAKDIR dan HUKUM. Peristiwa di dunia itu ada yang murni hukum, murni takdir, atau gabungan keduanya. Misal; Disakiti itu takdir. Karena kita tidak menginginkan untuk disakiti. Sedangkan menyakiti adalah pilihan sehingga dia masuk ranah hukum, pilihan, mau menyakiti atau tidak. Sedangkan peristiwa gabungan antara takdir dan hukum misalnya adalah; kaya itu takdir, tetapi ada aspek hukum didalamnya. Apakah kaya itu baik? Tergantung. Apa ranah hukumnya? Pada sikap orangnya. Apakah kekayaannya dimanfaatkan untuk kebaikan atau keburukan. Kaya itu takdir, dan memanfaatannya di jalan Allah atau tidak itu adalah pilihan (hukum).

Takdir terbagi menjadi dua, TAKDIR BAIK dan TAKDIR BURUK. Begitupula dengan hukum, ada HUKUM BAIK dan HUKUM BURUK.

Jika ada orang yang menjalani hidup dengan baik, itu adalah hukum, karena itu adalah pilihannya. Sehingga sangat wajar orang yang menjalani hidup dengan baik mendapat takdir yang baik. Kaya itu adalah takdir. Rizki itu adalah takdir. Tetapi banyak juga orang yang kaya tetapi lebih memilih menjalani hidup dengan cara yang buruk.

Mana yang menjadi fokus kita? HUKUM (semangat belajaaaaaaaar!). Karena takdir masuk dalam wilayah Allah dan manusia tidak memiliki kuasa dalam ranah ini. Bagaimana caranya agar kita bisa memasuki wilayah hukum yang baik? Dengan HATI. Karena di hati itulah nanti akan ditentukan segala sesuatu. Berada di lingkungan teman-teman yang baik itu adalah pilihan, tetapi kita tetap tidak akan pernah terlepas dari teman-teman yang tidak baik karena itu adalah takdir. Saya ingin A, tapi di atas saya ada takdir, sehingga bisa jadi saya akan mendapatkan B karena takdir saya adalah B.

Hati kita harus menjadi hati yang kuat dan elastis sehingga dia bisa menampung apapun seberat apapun. Untuk menjadi kuat dan elastis dia harus dibungkus dengan sebuah lapisan. Apa lapisan itu? IKHLAS.

Jangan menjadi hati yang sempit (tidak lapang) karena dia tidak akan bisa menampung berbagai macam cobaan. Analoginya; kita memiliki rumah tipe 21. Lalu kita mendapat hadiah furniture, kulkas, tempat tidur, lemari, perlengkapan dapur, perlengkapan ruang tamu, mobil, dll. Mana cukup? Karena rumah kita sempit.

Ikhlas bisa di dapat dengan attadrib (latihan). Kita bukan hanya sekedar berlatih tetapi juga memahami hukum ikhlas itu sendiri. hukum menjalani latihan untuk ikhlas itu sama seperti mendaki gunung. Mendaki gunung itu ringan di awal, tetapi kemudian semakin berat dan semakin berat ketika mendekati puncak. Ikhlas adalah menjalani apa yang sudah menjadi ketentuan kita. Misal; kita dihina, itu adalah takdir, dan kita diberi pilihan untuk membalasnya atau tidak. Ketika kita ikhlas, maka kita akan bisa menerimanya dan memaafkan orang yang telah menghina kita.

Contoh; ada seorang ibu A yang tidak disukai oleh ibu B, ibu B selalu menghina dan memfitnah ibu A. Lalu apa yang ibu A lakukan. Beliau membuat makanan terbaik dengan bungkusan terbaik dengan penuh keikhlasan dan mengirimnya kepada ibu B. Subhanallah. Karena ibu A ikhlas atas perlakuan ibu B. Kenapa ibu A melakukannya? Karena ibu A ingin membantu ibu B agar dia mengurangi keburukannya, dengan mengurangi keburukan ibu B maka akan membantu mengurangi siksaan ibu B di alam akhirat. Subhanallah.

Salah satu cara Allah menghukum manusia adalah dengan membiarkan manusia melakukan keburukan, kenapa? Karena dengan melakukan keburukan, berarti akan memberatkan hukuman mereka di akhirat. Astaghfirullah.

Quote: melakukan keburukan adalah hukuman Allah pada seorang hamba. Karena dengan melakukan keburukan, berarti akan memberatkan hukuman mereka di akhirat. Tetapi dia bisa menjadi pilihan (hukum). Yaitu dengan melakukannya atau tidak? Which one do you prefer to do?  

Bagaimana agar kita bisa mencapai ikhlas hingga puncak? Yaitu dengan istiqomah ikhlas dalam menghadapi berbagai macam cobaan keburukan.

Bumi Allah, 14 Maret 2013

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق